Seorang ibu bernama Yuli (39) harus rela menerima nasib tragis yang menimpa kedua putrinya. Dua gadis belia itu bernama D(12) dan F(14). Mereka menjadi korban pemerkosaan sekawanan lelaki bejat di kawasan Tangerang, Banten. Hal ini terungkap setelah D berkali-kali muntah. Sang ibu curiga lalu mengajak anaknya melakukan tes kehamilan. Hasilnya memang negatif, tapi akhirnya D mengaku bahwa dia pernah diperkosa oleh pria yang baru dikenalnya lewat ponsel.
“Dia mengaku diperkosa oleh seorang kawannya dan itu dilakukan oleh lebih dari satu orang,” ujar Yuli di kantor Komisi Nasional Perlindungan Anak, Jakarta (15/2). Pemerkosaan itu terjadi pada 23 September 2011 dan dilakukan oleh lima orang pelaku yaitu Salim, Bean, Boyo, Bono, dan Tian.
Yang paling tragis adalah pemerkosaan yang dialami oleh sang kakak, F. Pertama kali peristiwa bejat itu terjadi pada Juli tahun lalu ketika teman masa kecil F dan D memberikan nomor kontak ponsel seorang pelaku. Akhirnya F dan Hendi bertemu dan mengajaknya jalan-jalan. Karena saat itu sudah terlalu malam, akhirnya salah seorang pelaku mengajak ke rumah temannya untuk menginap. F pun menyetujui. Ternyata dia malah dikunci di salah satu ruangan dan disitulah dia diperkosa.
Pada Oktober 2011, kejadian itu kembali terjadi. Pelaku yang bernama Wawan meminta nomor ponselnya waktu bertemu suatu hari dan mereka saling berkenalan. Mereka jalan-jalan hingga malam hari. “F di sana diperkosa lagi. Ia juga ditendang dan dirobek celananya. F sempat melakukan perlawanan dan berusaha kabur, namun karena celananya robek, dia malu untuk pulang. F akhirnya disetubuhi lagi,” kata sang ibu.
Pada bulan yang sama, pelaku lainnya bernama Sadewo (22) mengajak F bermain di lingkungan rumahnya. F sempat menolak karena takut kejadian sebelumnya terulang, namun Sadewo meyakinkannya. F akhirnya termakan bujuk rayu Sadewo. F ternyata diajak ke rumah kosong di Komplek Pupuk Kaltim, Pondok Cabe, Tangerang Selatan. “Di rumah kosong tersebut, anak saya diperkosa secara beramai-ramai oleh Sadewo dan Anom,” ujar Yuli sambil menangis.
Di sinilah betapa pentingnya peran orangtua dalam mengajarkan anak-anaknya untuk berhati-hati, memberi pendidikan seks secara benar agar anak-anak tidak mudah termakan bujuk rayuan. Anak-anak berharga di mata Tuhan. Tekankan pada mereka takut akan Tuhan dan berdoa senantiasa agar jalan yang mereka tempuh tidak berujung duka.
Sumber : vivanews/lh3